MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF (IQ) DAN KECERDASAN EMOSI (EQ) MELALUI MUSIK KLASIK

Oleh: Drawan Kabul Priyono, S.Pd

Musik Klasik adalah jenis musik yang lahir dan diciptakan pada sekitar tahun 1740 – 1770 di Eropa, dengan salah satu tokohnya yang paling terkenal adalah Wolfgang Amadeus Mozart.
Sudah lama, para pakar ilmu psikologi perkembangan meneliti dan berkeyakinan, mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi perkembangan otak dan kesehatan mental.

Mengapa Musik Klasik

Stephanie Merrit, Direktur Pusat Musik dan Pencitraan California yang sebelumnya menjadi guru pernah mengalami hal unik berkenaan dengan perilaku anak didiknya. Pada suatu pagi, ketika pelajaran akan dimulai, ia melihat murid-muridnya loyo dan tak bersemangat serta daya tangkapnya rendah. Kemudian ia bertanya kepada mereka tentang musik yang didengarkan sebelum berangkat, sebagian besar menjawabnya musik keras seperti heavy metal. Sejak itu, ia menganjurkan murid-muridnya untuk mendengarkan musik klasik. Hasilnya mengejutkan, semangat dan hasil belajar mereka meningkat.

Eksperimen dan penelitian juga dilakukan Dorothy Retallack, seorang musisi profesional, tahun 1970 di Temple Buell College, Colorado terhadap tanaman. Hasilnya, tanaman labu yang diputarkan musik klasik, tumbuh dengan baik ke arah radio dan batang-batangnya mulai melingkari radio. Sedangkan pohon labu yang diletakkan di ruangan dengan musik rock tumbuh menjauhi radio.

UNESCO Music Council malah telah menegaskan, pertama, musik klasik adalah alat pendidikan. Kedua, musik klasik adalah alat untuk mempertajam rasa inteletual manusia (intellect Einfullung). Musik yang demikian biasanya mempunyai keseimbangan antara empat unsur musik, yakni melodi, harmoni, irama (rhythm) dan warna suara (timbre). Musik yang memenuhi persyaratan ini adalah musik klasik, semi klasik, musik rakyat juga musik tradisional seperti karawitan.

Musik klasik juga bisa menstimulasi perkembangan Otak anak anda, agar bisa lebih kreatif, atraktif, dan sekaligus menjauhkannya dari pengaruh Negatif yang sudah banyak beredar di lingkungannya. seperti : main games, Nonton TV, dan lainnya.
Pengaruh Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kecerdasan Kognitif
Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.

Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.

Hasil uji coba sangat mengesankan. dilakukan Frances Rauscher dan koleganya dari Universitas Wisconsin, AS melakukan penelitian hubungan antara kecerdasan dan musik. Para peneliti dari bayi-bayi tikus yang mendapatkan “vitamin musik klasik” dari sonata-sonata Mozart bekerja dengan sempurna dan sedikit sekali melakukan kesalahan dan mereka membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk makanan sebagai hadiahnya. Sedangkan kelompok tikus yang mendapat vitamin musik minimalis dari Glass tampak tidak secerdas kelompok “klasik”. Demikian laporan para peneliti dalam jurnal ilmiah Neurological Research seperti yang dikutip oleh Reuters (5/8/98).

Penelitian tersebut mengisyaratkan musik yang kompleks (musik klasik) telah meningkatkan daya belajar tikus terhadap ruang dan waktu (spatial-temporal). Dan hal ini juga berlaku untuk manusia. Para peneliti sampai pada kesimpulan, kemampuan spatial dapat ditemukan pada orang yang telah mendapat pelajaran matematika, musik dan ilmu pengetahuan. Penelitian diatas menguatkan hasil penelitian selama ini mengenai pengaruh musik klasik pada peningkatan kecerdasan.

Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecerdasan Emosi

Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.

Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.

Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).

Menurut Gardner, inteligensi musik dan inteligensi spasial dapat mengembangkan fungsi dan peran pada belahan otak kanan. Kemampuan spasial relevan dengan domain kinerja musik, hal ini dapat dilihat dari penelitian efek Mozart yang dilakukan oleh Gordon Shaw dan Frances Raucher bahwa musik Mozart dapat meningkatkan kemampuan spasial temporal.

Gallahue mengatakan bahwa memperdengarkan musik klasik melalui ritme, melodi, dan harmoni dapat menstimulasi kemampuan belajar anak. Menurut Gardner, kemampuan spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, yang di dalamnya termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, mengungkapkan data dalam suatu grafik serta kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah, apakah ada perbedaan kemampuan spasial pada remaja yang mendapat pendidikan musik klasik dan remaja yang tidak mendapat pendidikan musik klasik? Jenis penelitian ini adalah noneksperimental, dengan menggunakan sampel sebanyak 70 remaja berusia 11-15 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok yakni, 35 siswa-siswi SMP Tarakanita V kelas 1-2,dan 35 siswa-siswi Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik.Teknik penelitian yang dipakai adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kemampuan spasial yang dikembangkan dari teori Gardner.

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan teknik statistik parametrik t-test atau ujit dengan bantuan program SPSS 15.0. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan ada perbedaan kemampuan spasial pada remaja yang mendapat pendidikan musik klasik dan remaja yang tidak mendapat pendidikan musik klasik. Skor kemampuan spasial remaja yang mendapat pendidikan musik klasik lebih tinggi daripada remaja yang tidak mendapat pendidikan musik klasik. Dengan demikian, kemampuan spasial seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan musik klasik, dimana pendidikan musik dapat ikut mengembangkan fungsi dan peran pada belahan otak kanan. Dalam penelitian ini, proporsisi subyek perempuan pada kelompok remaja yang mendapat musik klasik dan remaja yang tidak mendapat musik klasik lebih banyak daripada proporsisi subyek laki-laki, dan proporsisi subyek tersebut tidak memiliki pengaruh dengan kemampuan spasial,sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dilihat kembali kemungkinan gender dalam mempengaruhi kemampuan spasial.Saran untuk penelitian selanjutnya adalah, melakukan observasi dan wawancara, agar memperkaya hasil yang diperoleh, melihat tingkat kemampuan spasial yang dikaitkan dengan lamanya seorang remaja mendapat pendidikan musik klasik, melakukan kontrol terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan spasial. Saran untuk para pendidik adalah mempertimbangkan dan menyadari pentingnya pendidikan musik khususnya musik klasik terhadap kemampuan spasial untuk para remaja, serta berusaha untuk mengenal, memahami dan mengikuti perkembangan informasi mengenai kemampuan spasial. Bagi pihak orang tua, agar mengenalkan musik secara dini, memberikan kesempatan pada remaja dengan
mengikutsertakan mereka dalam kegiatan musik klasik di luar jam pelajaran sekolah secara intensif.


Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.

Perhatian Pendidikan Terhadap Musik

Dari berbagai pendapat para ahli dengan berbagai macam percobaannya diatas dapat kita simpulkan bahwa musik klasik sangat penting untuk diperdengarkan dan diajarkan di sekolah. Karena ternyata musik klasik dapat digunakan sebagai terapi untuk meningkatkan Kecerdasan Kognitif (IQ) dan Kecerdasan Emosi (EQ). Dengan demikian secara tidak langsung musik klasik dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.

Sayangnya musik tidak banyak dilibatkan dalam kurikulum sekolah, bahkan kerap kali dipandang remeh. Apalagi bagi jenjang sekolah di kelas-kelas yang menghadapi ujian (kelas VI kelas IX dan kelas XII) pelajaran musik tidak jarang ditinggalkan sama sekali demi untuk mengejar prosentasi kelulusan dan nilai UAN.

Pendidikan formal di Indonesia belum cukup memberi stimulus pada perkembangan inteligensi anak, karena hanya mengembangkan kemampuankemampuan tertentu saja, misalnya verbal, numerik dan pengetahuan umum, yang lebih terfokus pada fungsi dan peran otak bagian kiri, dan kurang merangsang fungsi dan peran otak bagian kanan. Menurut Gardner, inteligensi musik dan inteligensi spasial dapat mengembangkan fungsi dan peran pada belahan otak kanan.

Di beberapa sekolah musik klasik dapat diperdengarkan pada waktu-waktu: beberapa menit sebelum masuk kelas, istirahat, bel pergantian jam pelajaran, dan bahkan di SD 9 Mutiara Perumahan Taman Hijau, Jakarta, musik klasik (instrumental) dipakai sebagai background dan diputar mengiringi pelajaran. Dan sejauh ini semangat belajar dan antusiasme siswanya untuk belajar sangat tinggi.

Semoga dengan membaca tulisan ini akan memberikan inspirasi bagi Anda, (guru, orang tua, dan siswa) apalagi kalau Anda mempraktekkannya dalam kehidupan Anda mulai dari sekarang. Dengan mendengarkan saja sudah memberikan efek yang hebat, apalagi kalau Anda memainkan musik klasik dalam setiap kesempatan dalam kehidupan Anda, tentu akan memberikan efek yang lebih dahsyat. Selamat mencoba.

Daftar Pustaka:
- www.luthfis.wordpress.com Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Kognitif Dan Kecerdasan Emosi.
- www.nison23rd.multiply.com. Pengaruh Musik Terhadap Kepribadian.
- http://www.mtvasiablog.com. Membangun Kecerdasan Lewat Musik.

Comments

  1. mohonm ijin share ya pak,,,,biar lebih banyak yg kenal musik klasik,,,thanks,,,,

    ReplyDelete
  2. Silakan...ini juga hasil edit san-sini dan copas...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lirik Lagu "Aku Menyanyi"